widget

Everytime I had the Inspirations on Everywhere and from Everyone

Minggu, 23 Februari 2014

[fanfiction: Cho kyuhyun] I hate with 'Us', especially with you!

Ratih Eka Aprillia, proudly present...

I hate with ‘Us’, especially you!
©2014

Oh gosh, aku benar-benar menyesal menyaksikan musikal Kyuhyun kali ini. Bagaimana tidak, Kyuhyun berpasangan dengan idol yang banyak digosipkan berkencan dengannya, Seo Johyun. Pantas saja bocah ini tak pernah bercerita bahkan sampai membujukku untuk datang ke musikalnya. Paling-paling dia hanya berkata “Oh, latihan tadi sangat melelahkan. Aku ingin musikal ini segera selesai.” Atau “Uhm, aku lelah latihan terus.” Tapi, jika kutanya bagaimana musikalnya, dia pasti akan menjawab “Musikalku sangat membosankan, kuharap kau tak datang karena kau pasti akan mati bosan melihatnya.” Dan bodohnya aku karena tidak bertanya ‘mengapa kau mengambil perannya jika musikal itu membosankan?’ yang ada aku hanya diam dan menganguk tanda mengerti.
Aku yang awalnya datang untuk sekedar memberi kejutan pada Kyuhyun malah merasa sangat marah karena Kyuhyun tak pernah memberitahuku. Kau siap untuk mati rupanya, Kyu?
Musikal ini bukan hanya membosankan, tapi sangat memuakkan. Jujur saja jalan ceritanya memang bagus, hanya saja semua menjadi berubah saat tersadar bahwa Kyuhyun dan Seohyun menjadi pasangan yang saling mencintai hingga akhir.
Tubuhku serasa menegang melihat banyak adegan romantis diantara mereka. Bunga yang sedari tadi ada di pangkuanku kini mulai layu karena terlalu sering kuremas-remas menahan amarah yang mungkin akan meluap jika Kyuhyun melakukan adegan yang lebih ‘ekstrim’ lagi dengan Seohyun.
Apa bocah tengik itu masih tak menyadari kehadiranku? Padahal aku duduk di bangku VIP yang notabanenya ada di barisan depan. Apa mungkin aku terlalu kecil sehingga aku tak kelihatan dari atas panggung? Apa mungkin karena posisi kursiku hampir di pojokan sehingga Kyuhyun tak melihatku? Atau karena dia terlalu asyik dengan perannya sehingga tak menyadari bahwa aku sedang menahan emosi melihatnya di atas panggung bersama Seohyun ? Cho Kyuhyun... kau benar-benar ingin membuatku gila ya?
Dan Oh... adegan terakhir ini...

Cho Kyuhyun...

Aku mati rasa, tubuhku menegang dan aku tak dapat merasakan pijakan kakiku lagi. Bahkan tanganku terlalu lemas untuk sekedar meremas bungaku lagi. Aku lupa caraku bernafas untuk sesaat. Hingga aku sadar bahwa adegan itu telah berakhir, adegan yang terjadi hampir benar-benar di depan kursiku. Air mataku luluh saat sepasang mata itu menatapku dengan ekspresi kaget untuk sesaat hingga mata kami dipisahkan oleh tirai pertunjukan yang digelar, menandakan bahwa Drama musikal kini telah berakhir.
Seperti aku yang kini telah berakhir. Aku hancur, benar-benar hancur.

Aku masih terduduk di kursiku saat semua yang lain telah pergi meninggalkan kursinya. Aku tak memiliki kekuatan untuk berdiri, bahkan hanya untuk mengusap air mata yang semakin lama semakin deras. Tubuhku bergetar dan aku masih tak dapat menghilangkan adegan itu di pikiranku. Itu semua terus saja berputar dalam memoriku.
Aku mencoba berdiri dan berjalan meski harus tertatih dan berkali-kali hampir terjatuh. Aku menghapus air mataku yang sedari tadi tak sedetikpun mau berhenti mengalir. Aku tak peduli lagi dengan bunga untuk Kyuhyun yang kini telah tergeletak entah dimana. Aku tak peduli lagi dengan Kyuhyun.

Aku segera mencari taksi menuju apartemenku. Aku ingin menangis sekeras-kerasnya tanpa ada seorangpun yang tau. Aku ingin melepaskan rasa sakit ini. Aku benci dengan hubungan antara aku dan Kyuhyun. Semua memang salah dari awal. Aku dan Kyuhyun seharusnya memang tak bersama sejak awal.
Sesampai di lobi apartemen aku melihat seseorang yang begitu familier buatku. Lee Donghae menungguku dengan mimik wajah khawatir.

“Hey, kenapa wajahmu sekusut itu? Kau darimana?” Aku tau dia hanya berpura-pura tidak tau aku darimana.
Aku hanya menatap wajahnya sebentar lalu kembali melanjutkan langkahku menuju apartemenku tanpa menjawab pertanyaan darinya. Ia mengikutiku dari belakang tanpa berkata apapun. Saat akan masuk lift, tiba-tiba saja keseimbanganku hilang dan untung saja ada Donghae oppa yang berhasil menahanku agar tak terjatuh.

“Gwenchananeyo?”
“Gwenchana. Gomawo, oppa.” Aku segera melepaskan diri dari tangannya dan segera masuk lift. Dia mengikutiku naik lift. Entah apa yang akan dia perbuat, kelakuannya kini bisa saja ketahuan oleh netizen dan bisa-bisa besok akan beredar gosip tentang kedekatanku dengan Donghae oppa. Tapi aku benar-benar tak memperdulikan itu. Aku sudah tak peduli dengan hidupku.

“Kau sebaiknya pulang ke rumah orangtuamu saja, kau sedang tak baik-baik saja. Ayo kuantar kau pergi”
“Ini sudah malam, tak mungkin jika akan pergi ke Mokpo, oppa.”
“Tak peduli kapan akan sampai, yang penting kau sampai di mokpo. Aku ingin kau pulang dan melupakan masalahmu untuk sejenak. Kau bisa bermanja dengan eommamu dan pergi memancing dengan appamu. Meski mereka berdua adalah pengusaha yang sibuk, aku yakin mereka akan meluangkan banyak waktu jika melihat anak gadisnya seperti ini.”
Dia segera memencet tombol lift menuju lobi untuk mengantarku ke Mokpo sekarang juga. Aku hanya pasrah mengikutinya. Sesampai di mobil dia segera memakai masker dan kacamata hitamnya. Sebenarnya berkendara seperti itu di Seoul adalah sesuatu yang berbahaya, apalagi saat malam hari. Tapi akupun tak peduli jika terjadi kecelakaan saat ini juga.

Kami berdua masih dalam keadaan hening hingga perbatasan kota Seoul. Donghae oppa melepas masker dan kacamatanya. Sehingga memperlihatkan sepasang mata yang sangat mendamaikan hati, tapi tak cukup untuk menenangkan hatiku saat ini.

“Ah, akhirnya aku dapat melepasnya. Berkendara seperti itu membuatku was-was. Setelah keluar dari Seoul, rasanya berbeda sekali. Jalanannya tak seramai Seoul ya? Jadi aku tak perlu khawatir akan dikenali.”
Aku hanya diam dan masih saja memandang keluar kaca mobil tanpa menanggapi ucapannya barusan. Dia benar, ini semua telah berbeda dengan Seoul. Tak ada lagi Kyuhyun di sini.

“Hey, kau tak sadar saat tadi kau hampir terjatuh di depan lift, kau menjatuhkan ponselmu.” Aku menoleh saat ia mengulurkan ponsel kepadaku.
“Ponsel itu bergetar berkali-kali. Hanya saja aku tak memiliki hak untuk melihatnya. Selain itu, ponselmu disandi kan?”
Aku mengangguk pelan dan mencoba memasukkan rangkaian sandi yang telah kubuat sendiri. Hari dimana seseorang yang begitu berarti untukku dilahirkan. Ulang tahun Cho Kyuhyun.

            You have 79 Missed Call and 31 New text message.
Dan kau tau, semua dari nama yang sama Uri chagiya~. Cho Kyuhyun

            Eodisso?
            Han Eunrim, Eodisso?
            Eunrim, kumohon angkat teleponku. Aku bisa gila jika tak menemukanmu saat ini juga
            Eunrim-ah, aku bisa mati jika kau seperti ini

Aku tak sanggup lagi membaca pesan yang lain darinya, segera aku menghapus semua pesan darinya. Air mataku mengalir lagi.
“Kau baik-baik saja?”
“Bagaimana aku bisa baik-baik saja jika aku melihat kekasihku berciuman dengan gadis lain di depan mataku sendiri.”
“Aku tau.”
“Kau tidak tau. Kau tidak tau seberapa hancurnya aku.”
Donghae oppa lalu menepikan mobilnya lalu memelukku erat. Aku tak memberontak. Memang ini yang aku butuhkan, sebuah sandaran untuk menangis. Aku hanya terus menangis dalam pelukan hangatnya hingga aku merasa bahwa aku mulai terlelap dalam pelukannya.

***
Aku terbangun saat jam menunjukkan pukul 10 pagi. Astaga, berapa lama aku tertidur? Aku menemukan secarik kertas di samping jam bekerku. Dari Donghae oppa.

            Hey, jam berapa saat kau bangun? Kau lelap sekali tidurnya.
Menggendongmu dari turun mobil hingga kamarmu benar-benar sangat melelahkan. Ingat, kau berhutang padaku Han Eunrim-ssi. Badanku remuk semua setelah menggendongmu. Sepertinya kau perlu mengikuti program diet. Hahaha~
Aku hanya bercanda. Semoga kau baik-baik saja disana dan cepat sembuh dari lukamu itu. Aku akan merahasiakan kepulanganmu ke Mokpo dari semua orang, aku janji. Semoga kau dapat memutuskan apa yang akan kau lakukan setelah ini. Jangan pernah kembali ke Seoul jika kau masih menangis, aku benci melihatmu seperti itu. Aku juga sakit melihatmu sakit Eunrim-ah. Oppa mu yang paling tampan ini menyayangimu.

Aku tersenyum membaca suratnya itu. Aku jadi mengingat saat-saat dimana aku sering bermain dengan Donghae oppa saat masih kecil. Dia memang sangat membenci saat dimana aku menangis. Dan dia sangaattt narsis. Walau masih kalah dengan... Kyuhyun.
Mengingatnya membuat dadaku sesak lagi. Tapi aku berusaha menahan tangisku dan segera turun ke lantai bawah. Dan apa yang kulihat adalah sesuatu yang sangat jarang kulihat.
Eomma dan Appa berdua menonton televisi. Mereka terlihat begitu mesra. Senyumku mengembang seketika.

“Uri eomma, appa...” mereka menoleh dan langsung berdiri menyambutku yang berlari ke dalam pelukan hangat mereka.
Pelukan yang telah lama tak kurasakan.

“Kami rindu sekali dengan anak gadis kami yang satu ini. Kau tidak lapar Eunrim-ah?” tanya eomma tanpa melepaskan pelukannya sedikitpun.
“Eomma, Donghae oppa pulang jam berapa?”
“Dia pulang pagi-pagi sekali, mungkin sekitar pukul setengah tujuh. Katanya dia masih ada keperluan lain. Dia tadi sempat ke kamarmu, tapi kau masih terlalu lelap katanya. Eomma sudah menyiapkan sarapan untukmu, jjangmyeon kesukaanmu. Ja kita makan.”
Aku kembali mengingat Kyuhyun saat eomma menyebutkan nama makanan kesukaanku. Kyuhyun juga sangat menyukainya. Semua memori tentangnya lagi-lagi berputar dalam kepalaku. Termasuk ciuman itu. Ciumannya dengan gadis lain di depan mataku. Tubuhku mulai menegang menahan tangis. Aku benar-benar tak mau merusak suasana hanya karena aku ingin menangisi bocah tengik yang telah membuatku hancur itu.

“Eomma, aku sedang ingin samgyentang. Bisakah kau masakkan untukku selagi aku mandi? Sepertinya cuaca hari ini cukup panas.”
“Tentu saja, apa yang tidak untuk anak gadis eomma ini?”

***
Aku terduduk di pinggir pantai yang tak jauh dari kompleks rumahku. Untuk beberapa hari ini aku sedikit merasa tenang bersama kedua orangtuaku. Donghae oppa benar, mereka benar-benar absen dari pekerjaannya sejak aku datang ke Mokpo. Ternyata Donghae oppa telah memberitahu tentang masalahku pada appa dan eomma. Untungnya mereka tidak ingin ikut campur sehingga mereka menyerahkan segala keputusan padaku.

Sebenarnya aku sedikit tersiksa beberapa hari ini. Dulu tak seharipun kulewatkan tanpa memandang wajahnya, tanpa mendengar suara Bass  yang sangat merdu dan menyejukkan hatiku, tanpa kecupan dan pelukan hangat darinya. Tanpa kalimat ‘Aku mencintaimu dan besok akan lebih dari hari ini’ yang selalu menjadi pengantar tidurku.

Aku sadar bahwa aku sangat merindukannya. Merindukan Cho Kyuhyun milikku.
Aku memang sering bertengkar dengannya hanya saja tak pernah separah ini. Selalu berakhir dengan pelukan darinya sebelum aku memasuki pintu apartementku. Aku memang juga sering berpisah dengannya jika dia memiliki jadwal ke luar negri, namun aku masih dapat mendengar suaranya dari telepon. Ini adalah sebuah rasa rindu yang berbeda. Rasa rindu yang menggores hatiku.

Aku memutar-mutarkan ponsel ditanganku yang sejak berada di Mokpo tak pernah ku aktifkan. Aku menghidupkan ponsel yang sengaja tak kuaktifkan agar Kyuhyun tak menghubungiku. Tapi entah mengapa aku ingin mengetahui apa Kyuhyun masih mencariku setelah hampir dua minggu.

            You have 64 voicemail and 98 new text message

Hampir semuanya dari Kyuhyun. Tapi ada juga dari yang lain. Aku jadi merasa bersalah karena membuat banyak orang khawatir. Iseng, aku membuka voicemail dari sungmin oppa.

“Eunrim-ah, dimana kau saat ini? Kyuhyun sangat gila karena mencarimu ke mana-mana. Dia sangat kacau jika saja kau tau. Kau dimana? Kami semua mengkhawatirkanmu. Apalagi Kyuhyun. Jawab pesanku sesegera mungkin dan berita dimana kau sekarang.”

Tanganku tiba-tiba bergetar setelah mendengar voicemail dari Sungmin oppa. Tapi aku masih ingin mendengar kabar Kyuhyun dari yang lainnya. Aku... jujur saja aku sangat menghawatirkannya.

“Eunrim-ah, Kyuhyun sakit saat ini. Itu karena dia terlalu sibuk mencarimu. Dia tak sekalipun mau makan walau kami membujuknya dengan cara apapun. Jika ada waktu luang, dia akan langsung pergi mencarimu dan pulang sangat larut dengan wajah yang sangat berantakan. Dia bahkan sampai kami paksa untuk istirahat di dorm karena kondisinya yang semakin buruk. Kami bahkan terpaksa menguncinya dari luar agar dia tak pergi mencarimu untuk hari itu saja. Kumohon, ini sudah 5 hari Kyuhyun seperti ini. Kembalilah untuk sekedar melihat keadaan Kyuhyun.”

Pesan dari Leeteuk oppa semakin menambah rasa khawatirku. Aku ingin bertemu dengan Kyuhyun, tapi rasa sakit ini masih menghalangiku. Kupandangi fotoku dengan Kyuhyun yang kujadikan wallpaper dengan senyum miris. Aku benar-benar bingung dengan apa yang harus kulakukan saat ini.

            Uri chagiya~ is calling

Lamunanku buyar saat ponsel ditanganku bergetar menampakkan sebuah nomor yang sangat familiar bagiku. Aku ragu-ragu untuk mengangkatnya atau tidak. Lama ponsel itu bergetar hingga kuputuskan untuk mengangkatnya.

“Yaa! Kau ingin membuatku gila setelah hampir dua minggu tak memberiku kabar sedikitpun? Aku merindukanmu Eunrim-ah. Apa kau ingin aku mati?” suara ini, suara yang paling kurindukan saat ini. Suara ini kembali memenuhi telingaku.

“Aku sangat lega akhirnya aku dapat memandangmu lagi. Jangan pernah lagi kau jauh dariku. Atau aku akan mati.” Memandangku? Artinya Kyuhyun sedang ada didekatku saat ini?
Aku mengedarkan pandangan kesekelilingku mencoba mencari sosok yang selalu memenuhi otakku menjelang tidur. Dan aku akhirnya menemukannya. Pandangan kami bertemu. Ia jauh lebih kurus dari sebelumnya. Kantung mata terlihat sekali di kulitnya yang terlihat lebih pucat. Aku tak melihat pipi chubbynya lagi. Dia memang benar-benar... sangat berantakan.

Aku berdiri tanpa sedikitpun melepas mataku darinya. Tubuhku seketika menegang dan air mataku kembali mencoba keluar. Rasa sakit ini kembali merasuk ke dalam hatiku.
Ia mendekat padaku, mencoba memelukku tapi aku segera menjauhkan tubuhku darinya.

“Eunrim-ah. Apa kau masih marah? Aku benar-benar minta maaf. Aku hanya...”
“Berhenti ! Kita sudah berakhir Kyuhyun. Apa kau tak menyadarinya?”
“Tidak, kita masih satu. Kau dan aku belum berakhir dan tak akan berakhir.”
“Kita seharusnya tak pernah berhubungan seperti ini. Seharusnya aku tak pernah menjadi kekasihmu. Ini semua sudah salah dari awal, Kyu.”
“Tidak. Eunrim dengar! Aku hanya mencintaimu dan hanya kaulah yang pantas untukku. Semua ini  adalah takdir kita. Kau adalah takdirku.”
“Tapi aku sudah terlanjur sakit, Kyu. Aku benci dengan kita, aku benci dengan kenyataan tentang kita. Aku hanya seorang gadis biasa sedangkan kau adalah superstar.”
“Eunrim, ku mohon maafkan aku. Aku tau yang kulakukan adalah sebuah kesalahan besar, tapi aku benar-benar minta maaf.”
“Bagaimana caranya aku memaafkanmu disaat kau telah mencium gadis lain di depan banyak publik dan sekaligus di depan mataku? Aku sakit, Kyu. Aku benar-benar membencimu. Dan segala tentang kita. Kenapa kau tak pernah memberitahuku tentang musikalmu yang sebenarnya. Jika saja kau tak dapat menolak tawaran musikal itu, setidaknya aku tau bahwa aku tak harus datang. Dan aku bisa bersiap untuk merasakan sakit karena gosip para netizen. Jika saja kau memberitahuku sejak awal, aku tak akan sesakit ini, Kyu.”
“Maaf, aku hanya takut membuatu teruka jika aku mengatakannya. Dan selain itu, aku tak punya pilihan lain selain menerimanya walau aku telah mencoba berbagai cara untuk menolaknya.”
“Tapi, Kyu...” ucapanku terhenti saat menyadari cairan merah keluar dari hidung Kyuhyun. Aku refleks mendekat padanya.
“Gwenchana? Kau berdarah.” Aku mengambil sapu tangan di saku jeansku dan mencoba mengelap darah yang keluar dari hidungnya. Tapi tangan besar Kyuhyun menahanku, ia lantas menciumku dengan lembut.
Awalnya aku ingin memberontak tapi entah tubuhku tak menginginkannya. Aku malah sangat menikmatinya. Tak peduli dengan darah Kyuhyun yang mulai mengalir di bibirku, Kyuhyun malah memperdalam ciuman kami.Tangan Kyuhyun yang semula berada di tengkukku kini mulai merambat menuju pinggangku yang semakin menipiskan jarak di antara kita. Saat kesadaranku mulai pulih, saat itulah aku juga sadar bahwa badan Kyuhyun panas melebihi batas. Aku segera melepaskan ciumannya dan mengelap darah di  bawah bibirku.

“Kau sakit, Kyu. Badanmu panas sekali.”
Kyuhyun tak sedikitpun menghiraukan nada khawatirku. Dia hanya tersenyum dan mengelap darah yang keluar dari hidungnya dengan tangannya. Kulihat sorot matanya semakin redup hanya saja ada kebahagiaan disana.
“Kau tau? Aku hampir mati dan mungkin besok aku akan mati jika hari ini aku tak menemukanmu.”

Ia kembali merapatkan tubuhku ke dada bidangnya dan mulai menciumku lagi. Hanya saja tak lama setelah itu tubuhnya limbung dan ia tak dapat menyeimbangkan badannya lagi. Ia terjatuh dalam pelukanku dalam keadaan tak sadarkan diri lagi.
“Kyu... kyu...” aku mencoba menahan berat tubuhnya hanya saja aku tak sanggup. Aku jatuh terduduk dengan Kyuhyun masih kupeluk erat. Aku mencoba meraih ponselku yang jatuh saat Kyuhyun pingsan.
“Appa... Tolong, kumohon. Aku ada di pantai bersama Kyuhyun, dan dia...”

***
“Kyuhyun-ssi mengalami komplikasi ringan karena terlalu lelah dan sangat jarang makan. Sepertinya dia juga mengalami depresi ringan. Dia hanya butuh istirahat.” Kata Dokter setelah menangani Kyuhyun.
“Terima kasih, Dok. Saya mohon rahasiakan tentang Kyuhyun kepada siapapun.” Pinta appaku pada dokter yang kliniknya tak jauh dari pantai tempat dimana Kyuhyun pingsan.
“Tentu saja, tuan Han. Kami akan merahasiakannya.”
“Eomma, aku takut. Aku sangat khawatir pada Kyuhyun.” Aku menangis dan memeluk eomma yang sedari tadi membantu menahan tubuhku yang mulai lemas karena cemas. Aku takut sesuatu terjadi pada Kyuhyun. Aku tak akan memaafkan diriku sendiri jika hal mengerikan terjadi padanya.
“Masuklah, yang dia butuh hanya dirimu saat ini.” Bisik eomma sambil mengelus pelan rambutku.
Saat aku masuk, semakin memperparah rasa sakitku. Aku benar-benar menyesal telah pergi darinya jika pada akhirnya dia akan seperti ini. Karenaku.

“One Time I saw you hurt me, and today I saw you hurt because of me. I’m sorry I can’t be best for you, I’m sorry to make you here, lie in a bed that I never want it. I just want to erase my pain with going away from your side, but that exactly makes me afraid to losing you. I’m sorry, Kyu. I don’t mean it. I’m sorry. Really sorry.”

Kukira setelah aku mengungkapkan penyesalanku, dia akan bangun. Seperti yang banyak terjadi pada adegan drama tv. Tapi aku salah, aku masih melihatnya tertidur pulas dengan nafas yang mulai teratur. Diam-diam aku sangat merindukan ocehannya saat aku sama sekali tak mau beranjak dari kasurku.

“Haruskah aku mengomel agar kau mau bangun, Kyu? Menjadi sangat sehat seperti terakhir kali kita bersama. Kau tak boleh sakit karena aku sangat benci melihat wajahmu pucat dan kurus kering seperti ini. Hey, aku baru sadar. Berapa lama aku pergi darimu sampai kau bisa sekurus ini? Kau tidak makan setahun ya? Mana pipimu yang selalu membuatku gemas itu? Haruskah aku memompanya agar bisa seperti semula.”

Kyuhyun hanya diam tak menjawabku, hanya saja aku sadar jika air mukanya mulai berubah. Sebelum dia pingsan, terlihat jelas guratan-guratan wajahnya yang menandakan ia begitu lelah. Tapi kali ini beda, aku melihatnya tertidur dengan tenang dan begitu lelap. Ada sedikit perasaan menggelitik dalam tubuhku melihat Kyuhyun seperti ini. Dia begitu... polos. Walau umurnya sudah menginjak 26 tahun, tapi dia tetaplah Kyuhyunku yang polos, malaikat kecilku. It’s The real Fact of Kyuhyun. Meski banyak orang menganggapnya sebagai seorang namja yang super evil, tapi kenyataan itu tak beraku padaku. Kyuhyun dimataku hanyalah serang namja polos yang begitu mencintaiku dengan segala yang aku punya. Walaupun banyak kejahilan-kejahilan kecil yang ia lakukan terhadapku, tapi dia masih malaikatku. Aku tau dan akan selalu tau, dia adalah malaikatku. Entah berapa juta orang di luar sana yang menganggap Kyuhyun adalah laki-laki labil dan tak tau sopan santun, percayalah dia tak seperti apa yang mereka pikirkan.


He’s an Idol. Big Idol all around The World. Many fact of him are fake. Altought His fans trying to know Kyuhyun deeper, trust me. Just me who know Kyuhyun further. I know when he try to fight back his tears because the fuckin’ Netizen. I know when he try to do best altought he’s really down. I know all about him, but one. I don’t know how much he loves me. Because his love so deep for me, so I can’t measured it. I just now that he love me so much. And this makes me realized, without he explain the problem before that makes me hurt, he just love me and that’s just a profesionallity as a actor. I know why he not telling me about his musical, he just won’t hurt me. I’m sorry, and I regret my last choice to leave you. Cho Kyuhyun, I hate with us, especially with you. But you hold me on, so I can feel that I love you, and I can be grateful because our destiny. We come to be one. Cho Kyuhyun, listen ! I love our destiny, especially you. I’m so being lucky because I have you. You’re the one and only. Cho Kyuhyun… neomu neomu neomu saranghanda.